MAKALAH DAMPAK REVOLUSI INDUSTRI 4.0

TUGAS MAKALAH

DAMPAK REVOLUSI INDUSTRI 4.0



 

Kelas/No. Kelompok : 11.18.1A/03

Oktaviana Puspa Dewi

11200443

Annisa Wulandari

11200463

Khofifah Ummi Kusnul Khotimah

11200532

 

 

 

MATA KULIAH DASAR PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

2020

 

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul “Internalisasi nilai-nilai pncasila dalam mencegah disintegrasi bangsa bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Selama proses penyusunan makalah, penulis mendapatkan  bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada Ibu Mira Kusmira,S.Kom. M.Kom.selaku dosen mata kuliah pengantar teknologi informasi dan komunikasi.

            Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

            Akhir kata kami berharap semoga makalah dapat bermanfaat untuk masyarakat dan dapat memberikan ilmu pengetahuan .

 

 

 

 

 

 

 

     

     

BAB 1

PENDAHULUAN

 

 

 

1.      Latar Belakang

                      Revolusi industri merupakan suatu  perubahan  besar di bidang teknologi yang menyebabkan perubahan di bidang lainnya. Revolusi industri dimulai pada tahun 1750 dan biasa disebut revolusi  industri  1.0  ketika    ditemukan  mesin  uap.  Revolusi  industri 2.0 dimulai ketika adanya pergantian penggunaan mesin uap ke mesin yang menggunakan tenaga listrik. Revolusi industri 3.0 dimulai ketika proses produksi sudah menggunakan mesin yang mampu bergerak dan dikontrol, mulai digunakannya robot sederhana, hingga penggunaan komputer. Saat  ini  revolusi  industri  sudah  mencapai  tahap  yang  lebih tinggi yang disebut revolusi industri 4.0. Di era ini sistem diarahkan ke bentuk digital dibantu dengan jaringan. Di Indonesia revolusi industri 4.0 sudah merambah di berbagai bidang kehidupan seperti pemerintahan, transportasi, pendidikan, dan ekonomi. Akibatnya banyak perubahan dan dampak yang dirasakan oleh masyarakat, baik oleh pelaku maupun pengguna. Namun makalah hanya akan membahas dampak revolusi industri 4.0 bidang transportasi.

2.      Rumusan Masalah

                 Dari latar belakang di atas, masalah-masalah akan dibahas adalah sebagai berikut.:

 

·         Bagaimana pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai revolusi industri 4.0?

 

·         Bagaimana  perbedaan  kehidupan  sehari-hari  pengemudi  ojek setelah terkena revolusi industri?

 

·         Bagaimana kesiapan masyarakat Indonesia terhadap revolusi industry 4.0?

 

3.       Tujuan Penelitian

 

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

 

Ø  Untuk   mengetahui   pengetahuan   masyarakat   Indonesia   mengenai  revolusi  industri terutama revolusi industri 4.0.

Ø  Untuk  mengetahui  perbedaan  kehidupan  sehari-hari  pengemudi  ojek  setelah  terkena revolusi industri.

Ø  Untuk mengetahui kesiapan masyarakat Indonesia terhadap revolusi industri       4.0.

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

Pengertian Revolusi Industri

           Revolusi   industri   adalah   perubahan   cepat   di   bidang   ekonomi  dan  produksi  berupa peningkatan  efisiensi  yang  menyebabkan  pengaruh  ke  bidang-bidang  kehidupan lainnya. Hingga sekarang ini telah terjadi 4 kali revolusi industri mulai dari revolusi industri 1.0, dan sekarang  ini  yang  sedang  terjadi  yaitu  revolusi  4.0.  Revolusi  industri  pertama  ditandai dengan dipergunakannya mesin untuk mempermudah pekerjaan. Pada revolusi industri kedua mulai diberlakukannya  produksi massal. Revolusi industri ketiga ditandai dengan adanya komputer dan automatisasi industri. Dan revolusi industri keempat ini ditandai dengan munculnya cyber physical system.

Revolusi Industri 4.0

 

           Revolusi Industri 4.0 merupakan revolusi industri keempat. Pada revolusi industri keempat ini diperkenalkannya istilah machine learning, yaitu mesin yang memiliki kemampuan untuk belajar, yang bisa sadar bahwa dirinya melakukan kesalahan sehingga melakukan koreksi yang tepat untuk memperbaiki hasil berikutnya. Namun, machine learning ini masih masih terbatas untuk melakukan hal-hal tertentu. Di indonesia, revolusi industri ini sangatmempengaruhi setiap bidang kehidupan. Contoh yang dapat kita lihat sehari hari yaitu adanya ojek online, online shopping, dan diberlakukannya uang elektronik. Namun, selain memiliki dampak yang positif, dampak negatif dari revolusi industri 4.0 ini juga tidak dapat dihindarkan.  Tidak  hanya  indonesia,  negara-negara  maju  seperti  Jepang,  Jerman,  dan Amerika  Serikat  saja  masih  terus  menerus  memperdebatkan  konsekuensi  dari  revolusi industri keempat ini, karena revolusi ini masih berlangsung atau bahkan dapat dibilang baru dimulai.

 

Ojek Online

          Ojek online merupakan salah satu jasa transportasi berbasis aplikasi mobile dengan menggunakan jaringan internet untuk dapat menggunakannya. Karena penggunaan jaringan internet tersebut, aplikasi ojek online dapat digunakan dimanapun dan kapanpun. Ojek online hadir sebagai solusi untuk permasalahan mengenai transportasi yang ada di Indonesia.ojek

online   menawarkan   sebuah  solusi  yang  mempertemukan  penyedia  jasa  ojek  dengan konsumen yang membutuhkan.

 

 

 

 

 

 

 


BAB III

METODE PENELITIAN

 

              Teknik   pengambilan   data   pada   penelitian  ini  menggunakan  metode  wawancara  dan kuesioner.  Tujuan  dari  penggunaan  metode  tersebut  adalah  untuk  mendapat  informasi tentang dampak revolusi industri terhadap kehidupan sehari-hari. Metode wawancara dilakukan secara langsung dengan koresponden. Koresponden yang dipilih adalah pengemudi ojek   online   dan  juga  pengemudi  ojek  konvensional  (pangkalan).  Pemilihan  tersebut dilakukan agar informasi yang didapatkan bersifat kontras antara kehidupan sebelum dan setelah adanya aplikasi ojek online.

Metode kuesioner dibuat dalam bentuk Google Forms dan disebar kepada mahasiswa ITB melalui  sebuah  URL.  Koresponden  kuesioner lalu diberikan beberapa pertanyaan pilihan ganda untuk dijawab. Pada kuesioner identitas responden dirahasiakan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL KUESIONER

 

           Pada   penelitian   ini,  penulis  juga  menyebarkan  kuesioner  kepada  mahasiswa  Institut Teknologi Bandung (ITB). Didalam kuesioner, penulis mencantumkan beberapa pertanyaan yaitu  apakah  anda tahu tentang revolusi industri 4.0, apakah anda mendukung kehadiran revolusi industri 4.0 di Indonesia, seberapa siapkah Indonesia menghadapi revolusi industri4.0, berapa besar dampak industri 4.0 dalam kehidupan sehari-hari, serta pada bidang manakah industri 4.0 paling dibutuhkan di Indonesia.

Dari  total  seluruh  responden  kuesioner  (73  orang mahasiswa  ITB), sebanyak 93% telah mengetahui seluk beluk Revolusi Industri 4.0, sedangkan sisanya belum terlalu mengetahui apa itu Revolusi Industri 4.0.



 

Senada dengan data responden sebelumnya, 93% responden yang telah mengetahui Industri

 

4.0 mendukung secara pribadi kehadiran Revolusi Industri 4.0 di Indonesia. Dan sedangkan

 

7% sisa belum siap untuk mendukung kehadiran Revolusi Industri 4.0

 

 

 

 

 

 

 



 

  Pendapat responden mengenai kesiapan Negara Indonesia menyatakan 7% tidak siap, 29% kurang siap, 38% cukup siap, 18% siap dan 7% sangat siap

 



Sedangkan pada pertanyaan seberapa besar dampak Revolusi Industri 4.0 pada kehidupan sehari menyatakan 4% sangat kecil, 4% kecil, 15% sedang, 51% besar, 26% sangat besar.

 

 

 

 

 



 

Pada pertanyaan pada bidang apa Revolusi Industri 4.0 paling dibutuhkan di Indonesia, 23% menyatakan  pada  transportasi,  23%  pada  pemerintahan,  19%  pada  wirausaha,  3%  pada wisata, 22% pada pendidikan dan 10% sisanya pada bidang yang lain.

Analisis Hasil Kuesioner

        Dari  hasil  kuesioner  yang telah disebutkan di atas, 93% responden mengetahui dan siap menghadapi revolusi industri 4.0. Sedangkan 7% dari responden belum cukup mengetahui tentang  revolusi  industri  4.0  dan  belum  siap  menghadapinya.  Padahal  responden  yang diambil merupakan mahasiswa ITB yang merupakan salah satu kampus terbaik di Indonesia dan merupakan kampus yang paling terkait dengan pengaruh revolusi industri ini. Apabila sebagian kecil mahasiswa ITB saja belum begitu mengetahui seluk beluk revolusi industri

4.0, apalagi bagi sebagian masyarakat yang masih awam terhadap teknologi.

        Mengenai kesiapan negara Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0, porsi terbesar pada jawaban “cukup siap” dengan nilai 38%. Hal tersebut membuktikan bahwa Indonesia dirasa  cukup  dan  siap  dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Kenapa dikatakan cukup dikarenakan  oleh  kondisi  lingkungan  masyarakat  sendiri dimana Indonesia belum terlalu memanfaatkan akibat dari revolusi industri 4.0. Hal tersebut karena faktor internal dari individu masyarakat Indonesia sendiri contohnya karena keterbatasan dalam penyediaan alat untuk membantu menggunakan hasil dari revolusi industri 4.0.

 

Untuk pertanyaan mengenai dampak revolusi industri 4.0 dalam kehidupan sehari-hari, sebagian besar berpendapat bahwa revolusi industri ini memiliki dampak yang besar terhadap kehidupan. Hal ini terlihat dari menjamurnya industri 4.0 dimasyarakat, seperti online shopping, ojek online, uang elektronik, dan lain sebagainya. Hal ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat, dengan adanya ojek online, masyarakat tidak perlu menunggu angkot atau pergi ke pangkalan untuk naik ojek, dengan adanya online shopping masyarakat tidak perlu ke pasar untuk membeli barang, dan dengan adanya uang elektronik masyarakat tidak perlu membawa uang untuk transaksi.

Hasil Wawancara Pengemudi Ojek Online dan Pangkalan

           Pada penelitian ini, penulis juga melakukan wawancara dengan pengemudi ojek online, salah satunya dengan Pak Bambang. Pak Bambang sekarang sudah berumur 50 tahun lebih dan sudah bekerja sebagai pengemudi ojek online selama 3 tahun. Sebelumnya Pak Bambang bekerja di suatu proyek di bagian logistik. Berpindahnya Pak Bambang ke ojek online karena usia Pak Bambang sudah tidak muda lagi dan bekerja di proyek mengharuskan Pak Bambang untuk sering keluar kota. Bekerja sebagai ojek online merupakan pilihan yang tepat bagi Pak Bambang. Selain menghasilkan pendapatan yang lebih besar, pekerjaan ojek online lebih ringan dibandingkan bekerja di proyek. Selama 3 tahun bekerja sebagai ojek online, Pak Bambang mengaku bahwa pendapatan sebagai pengemudi ojek online ini sudah terbilang cukup untuk menghidupi keluarganya. Namun, untuk mendapatkan penghasilan yang cukup, Pak Bambang harus bekerja mulai dari jam 6 pagi hingga pukul 10 malam. Selain itu, keluh kesah sebagai ojek online juga tidak sedikit seperti halnya dihadang oleh ojek pangkalan ketika mengantar penumpang ke kawasan ojek pangkalan.

         Pengemudi ojek online yang diwawancarai selanjutnya bernama Suriman. Sebelum menjadi pengemudi ojek online ia berprofesi sebagai satpam di Bandung Elektronik Center (BEC) Bandung.  Ia  memutuskan  berhenti  menjadi satpam dan bekerja menjadi pengemudi ojek online karena jam kerja pengemudi ojek online tidak dibatasi sehingga kemungkinan pendapatan   lebih    bisa    dicapai.    Saat    menjadi   satpam   ia   mendapatkan   gaji   Rp

2.700.000,00/bulan dan saat menjadi pengemudi ojek online ia mampu menghasilkan hingga

Rp 200.000/hari. Ia mulai mencari penumpang sekitar jam 07.00 dan berhenti saat pukul

21.00 dengan istirahat siang dan makan di rumah  Dengan pendapatan yang lebih banyak ia sekarang sudah mempunyai rumah sederhana dan bisa menyekolahkan 2 anaknya yang saat ini masih SMP dan SD.

          Wawancara  juga  dilakukan pada 4 narasumber pengemudi ojek pangkalan. Mereka telah berprofesi sebagai pengemudi ojek pangkalan selama 20 tahun. Mereka berempat rata-rata bekerja mulai pukul 6 pagi hingga pukul 18 sore. Pendapatan mereka sehari rata-rata Rp80.000,00. sebelum menjamurnya ojek online. Setelah ojek online menjamur, pendapat turun drastis sampai kisaran Rp10.000,00 hingga maksimal Rp30.000,00. Jika sedang sangat sepi, sehari hanya mendapatkan Rp5.000,00. atau bahkan tidak mendapat penghasilan sama sekali.  Mereka  berempat bekerja  sambilan  sebagai penjaga pertigaan di dekat pangkalan secara bergantian setiap jam untuk mendapatkan tambahan penghasilan.

       Mereka belum siap menghadapi begitu cepatnya arus perkembangan teknologi. Mereka mempermasalahkan beberapa hal terkait beroperasinya ojek online. Mereka berpendapat seharusnya  operasi  ojek  online tidak semudah ini. Di awal-awal, mereka harus memiliki modal Rp5.000.000,00 untuk membeli trayek selain untuk motor dan kelengkapannya, sedangkan para pengemudi ojek online tidak perlu membeli trayek.

       Ketika ditanyakan kepada mereka, kenapa tidak merangkap sebagai ojek online sekaligus. Mereka beralasan untuk menjadi ojek online pun harus memiliki modal. Mereka tidak memiliki  motor  yang  memenuhi  spesifikasi minimum, juga tidak memiliki gadget untuk penggunaan aplikasi.Mereka berharap kepada pemerintah agar bisa mengatur regulasi dengan baik operasi ojek

 

 

online  dan  ojek  pangkalan  agar  tidak  jadi  sengketa.  Atau mungkin memberikan mereka

modal  agar  bisa  bergabung  dengan  ojek  online  ataupun  dapat  berpindah  profesi  untuk menjadi wirausahawan.

Analisis Hasil Wawancara

         Dari  hasil  wawancara  tersebut,  kita  melihat  bahwa  dengan  adanya industri 4.0 memang sangat membantu sebagian masyarakat indonesia yang mampu untuk mengikuti perkembangan  industri  4.0  ini  seperti  halnya  ojek  online.  Pekerjaan  sebagai driver ojek online saat ini memang cukup banyak diminati oleh masyarakat. Orang yang sebelumnya tidak bekerja, menjadi sangat terbantu dengan adanya ojek online karena siapa saja diperbolehkan untuk ikut dan syaratnya pun tidak terlalu sulit, yaitu mampu untuk membawa motor dan memiliki kelangkapan berkendara. Orang yang sebelumnya sudah bekerja pun juga banyak yang bergabung ke ojek online. Hal ini karena proses untuk bergabung yang cukup mudah, pekerjaannya tidak terikat, serta pendapatannya yang cukup tinggi.

         Dilain sisi  masih ada pihak yang terkena dampak negatif seperti halnya ojek pangkalan. Setelah adanya ojek online, pendapatan mereka menurun cukup drastis. Mereka bukan berarti tidak  mau  mengikuti  perkembangan  industri  4.0  ini,  namun mereka tidak mampu untuk mengikutinya, salah satu masalahnya adalah modal yang tidak mamadai. Untuk bergabung dengan ojol, memang modal yang diperlukan tidak sedikit serta kendaraan harus memenuhi spesifikasi minimum. Dan mereka berharap adanya kebijakan dari pemerintah terkait hal ini, atau setidaknya disediakan modal untuk mereka untuk berpindah profesi.

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 

1.       Adanya Revolusi Industri 4.0 menjadikan penghasilan masyarakat bertambah, dalam hal ini

contohnya pengemudi ojek online yang sebelumnya berprofesi sebagai satpam. 

            2.   Adanya beberapa kalangan masyarakat yang belum siap menerima akibat dari Industri

              4.0, dalam pembahasan ini adalah para pengemudi ojek pangkalan.

           3.   Perlunya  regulasi  dari  pemerintah  yang  bersifat  win-win  solution  untuk  mengatasi             sengketa antara ojek pangkalan dengan ojek online.

          4.   Memberikan sosialisasi dan pencerdasan kepada masyarakat kalangan bawah sekalipun

untuk   terbuka dengan perkembangan teknologi.

 

 

 

Komentar